Laman

Sabtu, 23 Februari 2013

Tak Bermaksud Membuatmu Tak Berarti


Aku dan Secuil Rasa tak Berarti
oleh:Aisyah Rizki Amalia

Jika sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi adalah sebuah cinta
Maka saat ini aku sedang merasakan kejatuhannya
Menuai rentetan rasa yang pongah
Hingga muhal menjumpai kata maaf
Hatinya ayu
Jelmaan suci pangeran pembawa dakwa
Menipu egoku meluluskan sebuah emosi
 Menyeka rebasan yang dulu beku akan luka
Sahabat. . .
Aku telah meronta
Namun rasa ini melawan tuan nya
Dia melelahkan
Aku bak wanita peminum arak
Mabuk, tak sadar bahwa di sisi lain sedang ada yang tersayat
Ketika aku bersembunyi sekalipun di balik sang baskara
Dia  menjejaki, memburu, memperturut
Semestinya aku merelakan
Bagai pungguk tak mendapatkan bulannya
Seperti cara ku menghapus seribu nama sebelumnya
Hingga hafal dengan kesakitan
Lebih baik aku dari pada derai air matamu. . .





Jumat, 22 Februari 2013

Ku Persembahkan Untuk Ayah dan Ibu. . .

Ku Persembahkan Untuk Ayah dan Ibu. . .

Oleh:Aisyah Rizki Amalia
Aku ingin mendaki puncak tantangan,
Berkelana menemukan arah ku
Berpulang dengan membaca rasi bintang,
Menyelami labirin yang ujungnya tak secarik pun ku ketahui

Merasakan lepuh perih nya nasib,
Akan aku pupuk apa yang pernah layu,
Hingga tercoret nilai delapan untuk hidupku,
Dan hingga. . .
Aku lupa akan caranya terpuruk mengeluh,

Dunia pernah menyayat perih mimpiku,
Membunuh matahari yang seharusnya menjadi iluminasi
Mengepung aku dengan tawa iblis,
Meninggikan yang ingin aku gapai
Terasa musykil. .
Tapi mimpi-mimpi itu memelukku
Menjelma menjadi sayap
Dan mengepakan hingga aku terbang
dan meraih apa yang ingin aku raih

Tiba aku menitahkan
Semua ini teruntuk ayah dan ibu. . .
Hingga derai air mataku. .